Tuesday, June 5, 2012

Tuesday, April 24, 2012

Kekuatan Superku !



Bayu adalah bocah lelaki berusia 5 tahun. Badannya gemuk, pipinya bulat dan kulitnya putih. Ibunya suka sekali memakaikan baju yang terlalu pas, sehingga pusar nya terlihat. berteman dengan Mika di taman kanak-kanak sejak setahun yang lalu,  Bayu sangat percaya bahwa dirinya adalah seorang pahlawan super, kadang-kadang serbet makanan itu dia selipkan dipunggungnya dan terbanglah Bayu mengitari ruangan kelas.

Pohon Sawo yang ada di sebelah gedung taman kanak-kanak Medika adalah tempat  favorit Bayu dan Mika bermain, dahan pohonnya enak dijadikan tempat bergelantungan. Di situlah tempat Bayu belajar terbang.

"Braaak !!!" sebuah kayu patah di tendang Bayu.
"Bayu ! kenapa kamu tendang kayunya?"  tanya Mika.
"Ssst diam ! Jangan banyak protes aku adalah pahlawan super ! Ciaaat ciaaat hiyaaa hiyaaa!" Bayu mengepalkan dua tangan meniru gerakan seorang pendekar memukul.
Mika mengangkat dagunya lalu berteriak "KAMU BUKAN PAHLAWAN SUPER !" sambil berlalu, Bayu melongo "Dia tidak mengerti, aku ini benar-benar pahlawan super!"
"Kamu tau apa itu pahlawan super?" Mika terbelalak menghampiri Bayu matanya tidak setuju dengan pernyataan Bayu tadi.
"Aaah aku ini Pahlawan Super, Super...Super...?"
"Nah kaan, super apa? kamu nggak tau kamu super apa? Hahaha" Mika terbahak-bahak mentertawakan Bayu.
"Kalau kamu pahlawan super? Apa kekuatanmu?" Mika semakin terbalalak.
"Owh owh owh aku tau, kamu adalah pahlawan super gendut !" Mika terbahak-bahak lalu menutup mulutnya, dia berusaha meredam suara tawanya yang terlalu keras.

Bayu terdiam sebal dengan tingkah Mika, dia tidak suka, tapi dia memutuskan tidak akan marah pada Mika.  Mika lalu berkata lagi pada Bayu bahwa setiap pahlawan super punya kekuatan.

Sore itu sepulang sekolah Ibu menyiapkan telur dadar dan sayur tumis tahu.Bayu sebenarnya kurang suka dengan tumis tahu, tapi ayah pernah bilang ada kekuatan super dibalik semua makanan yang Ibu buat untuk mereka sekeluarga.

"Bu, Mika bilang aku bukan pahlawan super?"
"Lho kenapa Mika bilang seperti itu?
"Karena aku tidak punya kekuatan super!"

Bayu hanya memandangi dadar telur dan tumis tahu di depan matanya. Hatinya masih kesal karena tidak bisa memperlihatkan kekuatan supernya pada Mika.

"Bayu, ayo habiskan makan siangmu" ujar ibu sambil tersenyum, Ibu lalu duduk menemani Bayu makan. Lalu Ibu mulai bercerita.

"Semua makanan yang masuk ke dalam mulut kita adalah makanan yang punya kekuatan super, pagi hari saat Bayu minum susu itu adalah saatnya kekuatan berlari kencang masuk ke dalam tubuh, lalu roti sandwich yang Bayu makan itu mengandung kekuatan roti sandwich bersuara lantang dan pintar, kekuatan roti sandwich akan berubah menjadi butiran-butiran kecil bersinar yang mengisi otak kita dan saat itulah kita menjadi pintar dan bersuara lantang"

"Iya temanku Coki dia kalau ngomong pelan sekali, harusnya dia dikasih kekuatan  roti sandwich kan bu? Tapi aku tak suka sayur dan daun ini ? ujar bayu sambil menunjuk pada daun bawang dan wortel dalam tumis tahu.

"itu kekuatan daun bawang dan wortel  kekuatan untuk  melihat dengan tajam lho, Bayu mau kan punya mata yang bagus?"

Bayu teringat Coki, karena kacamata Coki begitu tebal sekali, Bayu tidak mau membayangkan bagaimana rasanya memakai kacamata setebal itu, mungkin Coki tidak mau diberi kekuatan daun bawang dan wortel, mulutnya segera terbuka lebar memasukan satu sendok penuh nasi dan tumis tahu berdaun bawang.

"Apalagi ini bu?"  tanya Bayu kemudian

"Ini adalah kekuatan kacang panjang !" ujar ibu tersenyum.

Apa jadinya jika semua makanan yang ibu buat Bayu makan dengan lahap, semua kekuatan yang ada disetiap makanan itu akan terkumpul dalam badannya. Sepertinya tidak perlu repot-repot membuktikan pada Mika bahwa dia punya kekuatan super karena kalau dijelaskan Mika bisa pusing mendengarkannya, tau kenapa ?

Karena Bayu punya banyak sekali kekuatan super .. hahaha




Monday, April 23, 2012

Aku Tidak Mau Berteman

Disebuah Hutan bernama Gurindam hidup sekelompok monyet berekor panjang, anak-anak monyet sedang berkumpul didalam taman yang dikelilingi pohon yang tinggi-tinggi, semua monyet senang sekali berayun dari satu pohon ke pohon yang lain, satu dengan yang lainnya saling berlomba untuk cepat sampai ke taman dan bermain bersama disana.

Mokica monyet kecil yang tidak suka bermain dengan teman-temannya, dia lebih memilih bermain dengan seekor burung kakak tua. Tapi sayang sekali burung kakak tua sudah pergi meninggalkan hutan Gurindam, dia dibawa oleh seorang pemburu. 

Mokica sangat sedih karena dia kehilangan teman yang baik sekali. Sebenarnya hampir semua monyet membicarakan Mokica yang tidak mau berteman dengan mereka. Sampai akhirnya Minaki memberanikan diri mengajak Mokica bermain

aku tidak mau berteman dengan mu !
"Mokica, ayo main bersama kami" ajaknya tapi Mokica membuang muka dan menaikan dagunya. Dia tidak ingin bermain dengan monyet-monyet di hutan Gurindam. 

"Mokica kenapa kamu tidak mau bermain dengan kami ?" tanya Minaki 

"Iya benar, kenapa kamu tidak mau bermain dengan kami ? monyet-monyet lain ikut bertanya.

"Aku tidak mau bermain dengan kalian, monyet berhidung hitam, berbulu dan berekor panjang !" ujar Mokica. Perkataan Mokica sungguh menyakiti hati Minaki dan teman-teman yang lain. Mokica berlari kedalam hutan dan bertemu Loka si berang-berang

"Loka, maukah kau menemaniku bermain?" pinta Mokica

"Maafkan aku Mokica aku sedang sibuk, kenapa kamu tidak bermain dengan teman-teman monyet ditaman hutan?" 

"Aku tidak suka berteman dengan mereka" jawab Mokica sedih
"Mereka semua adalah monyet yang baik? kenapa kamu tidak suka?"
"Mereka berhidung hitam, berbulu dan berekor panjang, aku tidak suka?"
"Bagaimana kalau aku menemanimu bermain ke sungai? 

Loka mengajak Mokica bermain ke pinggir sungai Gurindam, sungai yang sangat jernih sekali Mokica sangat senang, dia merasa menemukan sahabat baru seperti burung Kakak Tua.

"Mokica ayo tundukan kepalamu ke arah sungai, kau akan menemukan seseorang disitu " ajak Loka, Mokica menundukan wajahnya dan melihat bayangannya sendiri.

"Owh !" dia terkejut ketika melihat wajahnya , hidungnya hitam  dan berbulu. 

"terimakasih Loka kau telah menyadarkanku, aku harus kembali ke taman hutan dan meminta maaf pada teman-temanku" ujarnya, Mokica sadar selama ini dia sering menghina teman-temannya berhidung hitam dan berbulu. Ternyata dia mempunyai hidung  hitam dan berbulu.

Sesampainya di taman hutan, Mokica menghampiri Minaki dan meminta maaf karena sudah tidak mau berteman dengan mereka, dia juga meminta maaf karena sudah menyinggung perasaan teman-temannya tanpa melihat dirinya sendiri.

"Tidak apa-apa Mokica, kami memaafkanmu dan ingin berteman denganmu, hutan ini sangat menyenangkan dan lebih menyenangkan jika kita semua berteman" 

Mokica sangat senang, ternyata selama ini ada teman-teman baik yang selalu mau berteman dengannya. tidak hanya burung kakak tua dan Loka. Berbuat baiklah kepada siapapun @tridhee

Monster di Balik Tirai



Mika adalah gadis kecil berponi, potongan rambutnya seperti tokoh kartun dora. Umurnya baru empat tahun dan tingginya 102 cm. Hobinya bermain, menyanyi, melukis dan menggambar.

Suatu sore di hari sabtu pagi, Mika sedang berdiri di dekat jendela, diluar mendung dia memperhatikan awan berwarna abu-abu yang sedang bergerak berlahan-lahan.dia teringat kepada ucapan ayah, bahwa awan abu abu adalah awan yang sedang membawa air hujan untuk segera diturunkan di suatu tempat.

Kalau hujan turun, biasanya katak keluar dari tempat persembunyiannya, Mika suka melihat katak melompat-lompat bermain hujan dia suka  mengintip melalui kaca jendela, karena katak biasanya keluar dari balik pot kuping gajah di sudut halaman rumah.

“Duaaar !” Suara petir menggelegar membuat Mika kaget hampir melompat.

Hujan pasti akan turun sebentar lagi,suara petir begitu keras dan katak yang sedang sembunyi pasti sama kagetnya dengan Mika.

“Duaaar!” Suara petir menggelegar lagi, membuat Mika menutup kedua telinganya dan menjauh dari jendela.

“Ibuuu, Mika takut” kata Mika, suara petir itu membuat Mika sembunyi di balik bantal kursi panjang di ruang tamu. Dia tidak ingin mendengarkan lagi suara petir yang menggelegar itu.

Kemudian Ibu datang dan menyalakan lampu, “Tidak apa-apa Mika, itu hanya suara petir yang menandakan bahwa sebentar lagi hujan akan turun, Ibu menutup tirai jendela.

Tiba-tiba lampu diseluruh rumah mati dan ruangan menjadi gelap, angin bertiup dengan kencang membuat pohon-pohon di luar bergerak kekiri dan kekanan disertai hujan yang deras.


“Duaaar !” Suara petir itu datang lagi dan lebih keras


Mika sembunyi di bawah bantal

Mika melihat ada bayangan di luar sana, sangat menakutkan bayangan itu bergerak-gerak, jari-jari tangan yang panjang itu seperti akan membuka jendela. Kilatan petir membuat bayangan tersebut semakin jelas. Kepalanya yang  besar mendekati jendela.

“Oh tidak jangan-jangan itu monster?” Mika bertemu dengan monster hanya lewat buku ceritanya tapi apakah itu benar-benar monster? Ini sungguh menakutkan. Mika menyembunyikan kepalanya dibalik bantal dan berharap suara suara itu teredam oleh bantal. Mika harus sembunyi, kalau sampai monster itu datang ia pasti akan memakan Mika.

“Poook” tiba tiba ada yang menepuk pantatnya, Mika sangat kaget dan menjerit ketakutan si monster sudah masuk ke dalam rumah Mika sangat ketakutan. Apa yang harus Mika lakukan?

“Huwaaa !” jeritnya, ternyata yang menepuk adalah ibu, dari tadi ibu geli sekali melihat tingkah Mika sebentar-sebentar kepalanya sembunyi di balik bantal, lalu menyembul melihat kearah jendela lalu sembunyi lagi, mirip kepala kura kura yang keluar masuk dari tempurungnya.

“Ibu, diluar ada monster, Mika kirain yang tepuk pantat Mika, si monster jahat itu” gerutu Mika. Ibu tertawa geli melihat Mika.

“Dimana ada monster Mika, kamu pasti salah lihat” Tanya ibu.

“Itu di balik jendela! Hiii Mika takut bu” jawab Mika sambil menunjuk ke arah jendela.

“Tidak ada monster, itu hanya bayangan saja” jawab ibu.

Mika yakin itu adalah monster, kepalanya bulat dan jarinya panjang-panjang, Mika heran ibu tidak percaya dengan apa yang dilihat oleh Mika di Jendela, bayangan itu sekarang sudah hilang karena Ibu menyalakan lilin sebagai ganti lampu yang sedang padam.

“Ayo Mika, kesini”. Ajak ibu sambil memegang tangan Mika menuju arah jendela. “Dekat-dekat ibu supaya Mika tidak terantuk meja, karena ruangan sedang gelap, mari kita lihat bersama apakah benar yang kamu lihat adalah monster?” ajak ibu.

Tiba-tiba lampu menyala kembali, rupanya Perusahaan Listrik Negara telah berhasil membuat lampu di rumah nyala kembali.

Ibu menyingkap tirai di jendela, ternyata yang Mika lihat adalah bayangan tanaman yang ada di halaman rumahnya.

Mika malu dan tertawa, “Hahahahah, ternyata itu tanaman ibu, bukan monster” tawanya geli.

“Tidak ada monster yang perlu kamu takutkan sayang, semua itu hanya dugaan dan imajinasimu saja” ujar ibu, Mika tak perlu merisaukan monster karena yang dia lihat adalah bayangan tanaman ibu di halaman rumah.
Itu bukan monster :)

Sepertinya monster hanya ada dalam buku cerita saja, tapi semua monster yang diceritakan dalam buku cerita bentuknya lucu-lucu.

Lain kali Mika tidak akan takut dengan bayangan dibalik tirai, karena dia hanya perlu menyingkapkan tirai dijendela agar bisa memastikan bayangan apakah dilihatnya.

Ah leganya hati Mika, sekejap dia sudah lupa dengan bayangan tadi, Mika dan Ibu lalu menggambar beberapa monster lucu berkepala oranye. Mika senang dan memeluk Ibu.(tridhee@gmail.com)

Sunday, April 22, 2012

Si Orang Misterius

"Orang itu sungguh misterius"




Mika bersembunyi di balik semak-semak, badannya gemetar "Ka aku ingin buang air kecil" , Nino menoleh lalu melotot "Tahan sebentar " dia berusaha berbisik pada adiknya, lalu kembali mengintip.

Ada seseorang mengendap-endap disekitar rumahnya, gerak-geriknya sangat mencurigakan, wajahnya tertutup topi warna merah, dia berjaket cokelat dan sepatunya hitam. Nino harus melindungi adik perempuannya. Kemarin Ibu berpesan pada Nino agar berhati-hati , mereka harus selalu pulang sekolah bersama-sama, sebab akhir-akhir ini banyak berita penculikan anak di televisi.

Rumah yang mereka tinggali memang terletak di pinggir jalan, ada beberapa mobil yang sedang parkir, akhir-akhir ini pagar depan rumah selalu terbuka karena engsel pintu belum diperbaiki ayah.

Nino dan Mika punya jalan rahasia untuk masuk ke dalam pekarangan rumah, mereka lebih memilih masuk melalui jalan rahasia tersebut, sebuah celah lebar di pagar batu bata yang tertutup semak teh-tehan, dari balik semak dua anak kecil sedang jongkok mengintip orang asing di depan pintu rumah mereka.

"Kak Nino, aku mau pipis" Mika mulai merengek pelan sambil menarik-narik baju seragam Kakaknya. Ada banyak semut berkeliaran di balik semak yang membuat Mika semakin gelisah.

“Sssst Diam Mika ! orang itu mencurigakan jangan-jangan dia penculik " ujarnya setengah berbisik, Nino sama sekali tidak menghiraukan rengekan adiknya.

Orang itu bisa saja sedang mencari mereka, jika sekarang mereka keluar dari semak-semak dia bisa menyeret mereka ke dalam mobil, lalu menutup mata Nino dan Mika, jika itu terjadi Nino harus berusaha melihat hal-hal kecil dan mendengarkan suara-suara yang bisa dijadikan petunjuk nantinya. Ini sungguh mengerikan. Ibu dan Ayah pasti akan panik, lalu semua orang mencari mereka, mungkin Ibu dah Ayah akan melapor pada Polisi, jika tidak ketemu, foto mereka akan disiarkan di televisi nasional.

Gerak-geriknya semakin mencurigakan , dia melihat-lihat ke jendela, aneh dia tidak sekalipun menekan bel, Nino memperhatikan orang itu dengan seksama dari atas kepala hingga sepatunya.

"Oh tidak!!! " ternyata orang itu membawa kotak dibungkus kertas coklat, kotak yang sangat mencurigakan, Nino harus segera menelpon Ibu, orang itu pasti akan menaruh bom, dan rumah akan segera meledak, tapi Mika tidak mau diam, pasti Mika tidak mengerti bahwa situasi sedang gawat, Nino bingung sekali dadanya berdegup kencang seperti habis ikut lomba lari.

Dengan perlahan dan pasti Nino membuka tasnya dan mencari handphone, Nino harus meminta Ibu untuk segera menelpon kantor polisi. Nino berharap Ibu segera pulang kerumah dan mengusir orang itu.

"Addduuuuh" Mika mengaduh, bagian perutnya mulai terasa sakit, ia tidak mau air pipisnya berubah menjadi batu seperti yang diceritakan Ibu kemarin.

Karena tidak tahan, Mika berlari keluar dari semak-semak menuju halaman rumah, Mika tak peduli dengan situasi genting yang sedang terjadi , kedua kakinya tidak mau diam karena menahan pipis, Mika menghampiri laki-laki misterius itu.

Laki-laki itu heran melihat gadis kecil yang tiba-tiba muncul dihadapannya

"Om, cari siapa?" Tanya Mika

"Ini ada paket buat Ibu Marlina " jawabnya

"Kak Nino !!! Om ini bawa paket buat Ibu dia bukan penculik !!" Mika berteriak pada Abangnya yang sedang sibuk menelpon dibalik semak-semak. Sementara kedua kakinya bergelinjah menghentak-hentak tanah.

Nino lalu keluar dari semak-semak, setengah berlari menghampiri adiknya sambil menggaruk-garuk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal, untung dia belum berhasil menemukan handphone dalam tasnya.

Nino lalu membuka pintu rumah dan Mika melesat lari ke arah kamar mandi.

“Paket dari mana om?” Nino menyelidik

“Silahkan Adik lihat di alamat pengirim yang tertera di paket tersebut” sambil menunjukan alamat si Kurir paket tersebut mempersilahkan Nino menandatangani surat tanda terima.

“Terimakasih” jawab Nino malu-malu

"Aaaaaaahhh legaa" menahan pipis adalah pengalaman yang buruk rasanya sungguh tidak enak, apa jadinya kalau dia sampai ngompol pikir Mika.

"Kakak terlalu banyak nonton televisi !" ujar Mika ketika berbicara pada Ibunya di telepon. "Om itu cuma mau kasih paket buat Ibu, untung aku nggak pipis dicelana" Mika mengadu pada Ibu di telepon.

“Tidak apa-apa, lain kali kalian lebih hati-hati, Kak Nino dan Mika harus saling menjaga ketika ayah dan ibu sedang tidak ada, oke? Satu jam lagi ibu pulang” sahut ibu di ujung telepon.

Nino hanya meringis tertawa mendengarkan suara ibunya di telepon, ia tahu hari ini sudah terlalu berlebihan. tapi berhati-hati itu penting karena bagaimanapun juga Nino harus selalu menjaga adiknya, ibu dan ayah sedang sibuk mencari uang untuk mereka, Nino harus ikut membantu menjaga Mika. @tridhee


Nugi dan si Tupi
test